1 Followers
20 Following
nabilasofia

nabilasofia

Currently reading

The Discoverers: A History of Man's Search to Know His World and Himself
Daniel J. Boorstin
Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed
Jared Diamond
Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC
E.S. Ito
The Loser - Thomas Bernhard, Jack Dawson A rather difficult book--at least for me. The content is not bad, but it's not something you can easily digest when you're busy working on your master thesis. This book is not a light reading. And when you get home after spending a full day on campus, this is not the kind of book you want to read in bed at night and give your brain a rest--and a little entertainment. It's like reading someone's thought, jumping from one to another rapidly, interrupted by things like, "Oh, it's chilly!" or "Here's the waitress! Finally!" (Not Bernhard's exact words, of course, but you get the point.) And you know the most annoying part? "He said, I thought, he said, I thought..." in every other sentence.

But since Bernhard is considered to be "[an Austrian author, who ranges] among the most distinguished German speaking writers of the second half of the 20th century", maybe I'll try reading it again someday. And maybe I'll give it more than just one star then.

The Enchantress (The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel, #6)

The Enchantress  - Michael Scott, Mohammad Baihaqqi, Lisa Indriana Yusuf, Jia Effendi So the series is over now. To be honest, I disliked the first book that I decided not to read the next ones. But, my friends have convinced me that I should, so I did. It turns out that it wasn't as bad as I had assumed. I wouldn't say all the books are fantastic, but it certainly wasn't disappointing.

And I never suspected the ending of this book would be like this. What a surprise, but the best kind. Strangely, I already feel like losing something once I put the book down. I wouldn't call myself a fan of this series, I didn't even buy the books, didn't follow the series faithfully from beginning to end or read the books as soon as they were published, but I wish there would be more in the future. I need to know what happens to Sophie and Josh in the present.

Hujan Bulan Juni

Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono Beberapa puisi favorit saya dari kumpulan puisi Sapardi ini adalah 'Aku Ingin', 'Pada Suatu Pagi Hari', dan 'Tuan'.
White Oleander - Janet Fitch I disliked the book at first. The prose is too flowery to my taste and the story was rather flat. But at some point in the middle, I started to feel a connection to Astrid. The story itself is great, although it's no fairy tale. I still don't like the flowery words, though, and they often don't sound right at all.

Pippi si Kaus Panjang

Pippi si Kaus Panjang - Astrid Lindgren Saya merasa kalau tokoh Pippi ini menyebalkan. Mungkin buku ini memang harus dibaca oleh anak-anak.
The Curse of Camp Cold Lake (Goosebumps, #56) - R.L. Stine Seperti novel-novel Goosebumps lainnya, ceritanya sama sekali tidak membikin bulu kuduk merinding. Tapi, setiap akhir babnya selalu bikin penasaran, dan bikin kita tahan baca sampai selesai, meskipun ending-nya aneh dan menggantung.

Sarah, seorang gadis berumur 12 tahun, dipaksa oleh orangtuanya untuk ikut kamp renang Cold Lake. Di kamp itu, Sarah malah terus didatangi oleh Della, seorang gadis peserta kamp yang meninggal di sana. Della menginginkan Sarah untuk menjadi pasangannya (di kamp Cold Lake ada peraturan bahwa semua orang harus memiliki pasangan jika ingin pergi ke danau), dan terus berusaha mencelakakannya. Bagaimana nasib Sarah? Dalam satu kalimat: lepas dari mulut harimau, masuk mulut buaya.

Ceritanya lumayan seru sih, jadi saya kasih 3 bintang.

Winnetou I: Kepala Suku Apache

Winnetou I: Kepala Suku Apache - Karl May,  Primardiana H. Wijayati,  Pandu Ganesa,  Samuel Limahekin,  Sawitri Retnantiti,  Dewi Kartika,  Rosyidah,  Rizman Usman,  Desti Nur Aini,  Ani Inataliza,  Andrea K. Iskandar Kata salah satu dosen saya, mahasiswa geodesi wajib baca buku ini. Di halaman-halaman awal memang disebut-sebut 'geodesi', 'teodolit', 'surveying', dan istilah-istilah semacam itu karena Old Shatterhand ternyata seorang surveyor untuk rencana pembuatan jalan kereta api.

Akhirnya, pencarian buku fiksi yang menyinggung-nyinggung geodesi berakhir sudah. Rasanya bangga gitu melihat kata 'geodesi' tercetak di halaman sebuah novel, alih-alih buku teks. Norak, ya?

Sebenarnya sih, saya merasa kalau Old Shatterhand itu karakternya terlalu dibuat-buat, karena ceritanya dia bisa melakukan apapun, mulai dari menembak, naik kuda, sampai membunuh bison dan beruang padahal sebelumnya belum pernah melihat kedua binatang itu. Tapi, yah, namanya juga fiksi. Ditelen aja deh. Makin dipikirin malah makin aneh.

Ceritanya, seorang Jerman yang bekerja sebagai seorang guru di Amerika ditawari pekerjaan sebagai surveyor. Sayangnya, tim surveyornya ini pada males (I know that feeling, bro) dan tidak begitu menyukai si Jerman, kecuali tiga orang westman (semacam penjaga gitu), yaitu Sam, Dick, dan Will. Meskipun masih newbie, si Jerman ini menunjukkan bahwa dia bukan newbie biasa. Dia bisa membuat pingsan seseorang hanya dengan sekali pukul, hence the nickname Old Shatterhand.

Suatu hari, tim surveyor ini bertemu dengan dua orang kulitmerah--kepala suku Apache, Intschu-tschuna, dan anaknya Winnetou--serta seorang kulitputih yang sudah bertahun-tahun tinggal bersama dan sangat dihormati oleh suku Indian Apache, Klekih-petra. Karena suatu kesalahpahaman, salah seorang anggota tim, Rattler, malah membunuh Klekih-petra, yang menyebabkan Intschu-tschuna dan Winnetou marah dan bersumpah untuk menyiksa dan membunuh mereka semua. Sebelum meninggal, Klekih-petra sempat berpesan pada Old Shatterhand untuk melindungi Winnetou.

Tim surveyor kulitputih kemudian meminta bantuan suku Kiowa untuk melawan suku Apache. Karena kalah jumlah, suku Apache menjadi tawanan. Tetapi, Old Shatterhand diam-diam membebaskan Intschu-tschuna dan Winnetou. Keduanya kemudian menjemput pasukan mereka untuk menyerang dan akhirnya mengalahkan suku Kiowa. Old Shatterhand, Sam, Dick, Will, dan Rattler tertangkap, bersama-sama dengan pasukan suku Kiowa, tetapi anggota tim kulitputih lainnya terbunuh.

In a dramatic turn of events (well, not that dramatic), suku Apache beralih mempercayai Old Shatterhand dan ketiga temannya. Tetapi, Rattler, si pembunuh Klekih-petra tetap dihukum dan akhirnya mati ditembak.

Cerita tidak berakhir happily ever after di sana. Masih ada suku Kiowa yang ingin membalas dendam pada Old Shatterhand dan masih ada orang kulitputih lain yang ingin menguasai emas milik orang Apache.

All in all, ceritanya seru. Tapi, gaya bahasanya aneh. Memang sih, ini terjemahan langsung dari bahasa Jerman, jadi ada 'Sie/Anda' dan ada 'du/kamu'. Jatohnya jadi agak ganjil, karena nggak biasa.

Rating: 3.5/5. Saya bulatkan jadi 4 karena menyinggung-nyinggung geodesi (dan karena cerita Winnetou adalah cerita favorit Papa saya--subjektif, ya?). Oya, kalau bisa cover bukunya diganti, soalnya yang sekarang itu... meh.
The Uncommon Reader - Alan Bennett Pointless.
I Wrote This For You - Iain Thomas, pleasefindthis, Jon Ellis Some of these sound like something you often hear in cheesy romance movies.
Remarkable Creatures - Tracy Chevalier Actually 3.5. It was better than 'The Virgin Blue' (with its confusing beginning), but less so than 'Girl With a Pearl Earring' (which I finished in one read).
Earth As Art - Lawrence Friedl, Karen Yuen Best thing about this book is: IT'S FREE!

Beautiful images, some are otherworldly and looks more like abstract paintings instead of our earth's landscapes. Anyway, I was hoping for a more detailed explanation on the satellite systems. But hey, it's for viewing enjoyment, not a Remote Sensing textbook.

The Sorceress (The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel, #3)

The Sorceress  - Michael Scott, Mohammad Baihaqqi The series is getting better. Although I have to admit that I dislike the Alchemyst.

The Lost Java

The Lost Java - Kun Geia Jujur, saya memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap buku ini. Mungkin karena teman saya bilang buku ini bagus dan karena temanya tentang global warming dan berbau-bau sains, saya jadi semangat banget pengen baca. Ternyata hasilnya... satu bintang.

Kenapa saya tega cuma ngasih satu bintang?

1. Terlalu banyak footnotes yang sebenarnya tidak perlu
Saya tidak suka footnotes. Bagi saya, membaca sesuatu yang tidak ditulis secara sistematis (seperti footnotes yang loncat-loncat dari atas ke bawah terus ke atas lagi) itu sangat membingungkan. Memang sih, kadang footnotes itu perlu. Atau kalau footnotes-nya kocak seperti yang di Bartimaeus Trilogy sih, saya suka-suka aja. Tapi, kalau footnotes-nya banyak berisi hal-hal yang nggak penting? Misalnya 'forecast cuaca'. Apa perlu dikasih footnotes? Kalau takut orang tidak mengerti dengan istilah forecast, kan bisa diganti dengan kata 'prakiraan'. Much simpler.

2. Boros kata
Menulis novel fiksi memang tidak sama dengan menulis laporan hasil riset. Tapi, saya bukan orang yang sabar membaca deskripsi sesuatu yang sebetulnya tidak perlu dideskripsikan. The more concise and brief, the better. Just like writing a report. Demi keindahan, memang kadang kita 'perlu' boros kata, tapi coba baca paragraf pertama chapter pertama. "Semua molekul cat berpigmen hijau berikatan satu sama lain untuk menutup rapat seluruh permukaan dinding kamar." Astaga. Tinggal bilang aja "dinding kamar itu bercat hijau." Lebih hemat.

3. Gaya bahasa yang... ehm...
Ini sebenarnya masalah selera. Teman saya suka dengan gaya bahasa seperti ini. Tapi, kalau buat saya sendiri... well, that's not exactly my taste. Buat saya, untuk novel sci-fi seperti ini, gaya bahasa yang terlalu puitis seperti itu rasanya kurang cocok. I'm just saying...

4. Nonsensical stuffs
Memang ke Antartika bisa dadakan gitu?

5. Inkonsistensi
Di halaman 185, Sharma bilang pada Joda, "Sepanjang perjalanan dari Bandung hingga ke Punta Arenas pun, kusaksikan kau sering memandangnya, tersenyum sendiri padanya, sesekali menyaksikan aktivitasnya dari kejauhan." CMIIW because I have a poor memory. Bukannya Joda nggak berangkat bareng mereka dari Bandung, ya? Bukannya Joda nunggu di Punta Arenas? Did I miss something here?

6. Grammatical error and typo
Yes, I am such a grammar nazi. Gemes rasanya kalau melihat kesalahan dalam tata bahasa atau cara menulis kalimat. Contoh, angka tidak boleh ditaruh di awal kalimat. Kita bisa mengganti kalimat itu atau menulis angka dalam huruf saja. Misal, "...sekedar memperlambat laju. 38 menit lagi." (p. 271) Seharusnya, angka itu ditulis pake huruf, atau kalau angka itu lebih dari dua kata, ganti saja susuan kalimatnya supaya tidak ada angka di awal kalimat. Ada juga beberapa salah ketik, kayak huruf besar di tengah-tengah kalimat, padahal bukan nama orang atau tempat. Whoever did the typing, please correct the typos in the next edition--if there's any.

7. Waktu
Karena kejadian di buku ini cuma disebutkan tanggal dan bulannya saja, tanpa tahun, saya jadi agak bingung. Ini sebenarnya kejadiannya kapan sih? Di halaman 315, ditampilkan hasil studi Univerity of Toronto tahun 2011 dalam presentasi yang diberikan di konferensi IPCC di Bali, tanggal 22 April. Setahu saya, konferensi IPCC Bali itu tahun 2009, dan itupun di bulan Oktober (CMIIW). Atau mungkin konferensi-konferensi yang disebut di buku ini memang benar-benar fiksi? Possibly.

Yah, ngasih bintang memang gampang. Ngasih kritik juga gampang. Tapi menulis itu sulit. Dan mempublikasikan hasil tulisan itu lebih sulit dan membutuhkan keberanian. Apalagi untuk buku-buku seperti ini yang banyak menyajikan fakta-fakta dan istilah-istilah ilmiah. So, despite everything I said, I definitely appreciate the author.

Dunia Kafka

Dunia Kafka - Haruki Murakami It's a strange book. There are some things I don't fully understand. It was enjoyable though.

The Magician (The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel, #2)

The Magician  - Michael Scott, Novia Stephani So my friend was right. This book was better than the previous one. Although I was annoyed at the twins for being so easily distracted and wasting time, but the book is not at all disappointing.

I know I've said I'm just too old for this kind of thing, but I'm going to read the next book. Let's hope it'd be better :)

The House of The Spirits (Rumah Arwah)

The House of The Spirits (Rumah Arwah) - Ronny Agustinus, Isabel Allende Sebenarnya sih 3,5 bintang, tapi karena ini buku terjemahan, terpaksa saya turunkan jadi 3 bintang saja. Memang apa salahnya dengan buku terjemahan?

Nah, sebuah buku bisa saja memiliki jalan cerita yang biasa-biasa saja, tapi jika gaya penulisannya luar biasa, maka buku tersebut saya anggap bagus. Masalahnya, jika buku tersebut terjemahan, gaya penulisannya bukan lagi gaya penulis aslinya. Selain itu, pasti ada unsur-unsur yang hilang dalam proses penerjemahan. Jadi sulit untuk memberi penilaian terhadap gaya penulisan yang digunakan.