Kata salah satu dosen saya, mahasiswa geodesi wajib baca buku ini. Di halaman-halaman awal memang disebut-sebut 'geodesi', 'teodolit', 'surveying', dan istilah-istilah semacam itu karena Old Shatterhand ternyata seorang surveyor untuk rencana pembuatan jalan kereta api.
Akhirnya, pencarian buku fiksi yang menyinggung-nyinggung geodesi berakhir sudah. Rasanya bangga gitu melihat kata 'geodesi' tercetak di halaman sebuah novel, alih-alih buku teks. Norak, ya?
Sebenarnya sih, saya merasa kalau Old Shatterhand itu karakternya terlalu dibuat-buat, karena ceritanya dia bisa melakukan apapun, mulai dari menembak, naik kuda, sampai membunuh bison dan beruang padahal sebelumnya belum pernah melihat kedua binatang itu. Tapi, yah, namanya juga fiksi. Ditelen aja deh. Makin dipikirin malah makin aneh.
Ceritanya, seorang Jerman yang bekerja sebagai seorang guru di Amerika ditawari pekerjaan sebagai surveyor. Sayangnya, tim surveyornya ini pada males (I know that feeling, bro) dan tidak begitu menyukai si Jerman, kecuali tiga orang westman (semacam penjaga gitu), yaitu Sam, Dick, dan Will. Meskipun masih newbie, si Jerman ini menunjukkan bahwa dia bukan newbie biasa. Dia bisa membuat pingsan seseorang hanya dengan sekali pukul, hence the nickname Old Shatterhand.
Suatu hari, tim surveyor ini bertemu dengan dua orang kulitmerah--kepala suku Apache, Intschu-tschuna, dan anaknya Winnetou--serta seorang kulitputih yang sudah bertahun-tahun tinggal bersama dan sangat dihormati oleh suku Indian Apache, Klekih-petra. Karena suatu kesalahpahaman, salah seorang anggota tim, Rattler, malah membunuh Klekih-petra, yang menyebabkan Intschu-tschuna dan Winnetou marah dan bersumpah untuk menyiksa dan membunuh mereka semua. Sebelum meninggal, Klekih-petra sempat berpesan pada Old Shatterhand untuk melindungi Winnetou.
Tim surveyor kulitputih kemudian meminta bantuan suku Kiowa untuk melawan suku Apache. Karena kalah jumlah, suku Apache menjadi tawanan. Tetapi, Old Shatterhand diam-diam membebaskan Intschu-tschuna dan Winnetou. Keduanya kemudian menjemput pasukan mereka untuk menyerang dan akhirnya mengalahkan suku Kiowa. Old Shatterhand, Sam, Dick, Will, dan Rattler tertangkap, bersama-sama dengan pasukan suku Kiowa, tetapi anggota tim kulitputih lainnya terbunuh.
In a dramatic turn of events (well, not that dramatic), suku Apache beralih mempercayai Old Shatterhand dan ketiga temannya. Tetapi, Rattler, si pembunuh Klekih-petra tetap dihukum dan akhirnya mati ditembak.
Cerita tidak berakhir happily ever after di sana. Masih ada suku Kiowa yang ingin membalas dendam pada Old Shatterhand dan masih ada orang kulitputih lain yang ingin menguasai emas milik orang Apache.
All in all, ceritanya seru. Tapi, gaya bahasanya aneh. Memang sih, ini terjemahan langsung dari bahasa Jerman, jadi ada 'Sie/Anda' dan ada 'du/kamu'. Jatohnya jadi agak ganjil, karena nggak biasa.
Rating: 3.5/5. Saya bulatkan jadi 4 karena menyinggung-nyinggung geodesi (dan karena cerita Winnetou adalah cerita favorit Papa saya--subjektif, ya?). Oya, kalau bisa cover bukunya diganti, soalnya yang sekarang itu... meh.